“I must learn to love the fool in me--the one who feels too much, talks too much, takes too many chances, wins sometimes and loses often, lacks self-control, loves and hates, hurts and gets hurt, promises and breaks promises, laughs and cries. It alone protects me against that utterly self-controlled, masterful tyrant whom I also harbor and who would rob me of my human aliveness, humility, and dignity but for my Fool.”
― Theodore I. Rubin
Mendung di pagi ini
Membawa lamunanku pergi berkelana
Ke suatu masa dimana kau pernah ada
Saat berbagi langkah dan mimpi yang sama
Tak lama gerimis mulai turun
Gerimis pagi kesukaan kita
Tempay pikiran kita bertemu
Tentang itu hanyalah kita yang mengerti
Ada kisah tentang segelas kopi
Tentang sebuah perdebatan
Kau anggap itu tua kuanggap itu kedewasaan
Betapa egoisnya kita di masa muda
Begitupun dengan selimut
Kau banggakan merah mudamu, aku dengan biruku
Saat kita saling sombong akan kebodohan kita masing-masing
Bagiku itulah kita yang sebenar-benarnya
Kasih,
Kusadari waktu telah merubah semuanya
Mungkin kita terlalu pintar untuk berbuat bodoh
Terlalu tua untuk kekanak-kanakan
Sekarang kamu sudah terlampau hebat
Sudah dekat dengan pijakan yang kau inginkan
Lepas dari segala kerapuhan masa lalu
Dengan keterikatan akan janji terdahulu
Pagi ini tentang indah
Tentang melodi sebuah memori
Tentang pagi yang lama kita lupa
Bahwa kita pernah berada pada titik kita bermula
Suatu hari nanti
Harapku kita akan kembali berjumpa
Saat kita menjadi sebenarnya manusia
Ketika kebahagiaan sudah kita capai
Dimana kita akan saling bicara
2 comments:
Ah, gue suka yang ini
Mudah dicerna. Padat, jelas, dan tumpah hahaha
hehe makasih ... apa yg dimaksud dengan tumpah nih?
Post a Comment